Article bg banner header ce159 2814 114
Other Information Header Logo

Article

Panduan Memilih Bahan Kimia Cair yang Sesuai untuk Keperluan Industri
Panduan Memilih Bahan Kimia Cair yang Sesuai untuk Keperluan Industri
Bahan kimia cair adalah senyawa dengan karakteristik unik yang terdapat beragam fungsi dan ciri yang berbeda. Meskipun setiap jenisnya memiliki peran dan karakteristik yang berbeda, semuanya tetap memiliki pengaruh signifikan terhadap kehidupan manusia. Tidak semua bahan kimia, baik dalam bentuk cair, padat, maupun gas, bersifat korosif ada juga yang aman digunakan. Untuk menghindari kesalahan dalam memilih dan menggunakan bahan kimia, sangat penting untuk melakukan pertimbangan yang cermat terhadap bahan yang digunakan. Anda tentu tidak ingin bahan kimia yang digunakan justru menimbulkan efek negatif bagi anda atau konsumen di industri yang sedang dikembangkan. Berikut ini beberapa bahan kimia cair yang sesuai untuk keperluan industri, antara lain :
• Asam : Jenis bahan kimia yang pertama adalah asam, yang merupakan senyawa yang mengandung ion hidrogen reaktif. Asam biasanya digunakan dalam percobaan yang melibatkan reaksi antara basa dan asam. Saat menggunakan asam, sangat disarankan untuk memilih konsentrasi yang rendah untuk mengurangi risiko bahaya.

• Basa : Basa adalah senyawa yang sering berinteraksi dengan asam. Basa termasuk dalam bahan kimia cair yang mengandung ion hidroksida. Saat hidroksida bereaksi dengan ion hidrogen dalam asam, maka terbentuk air. Sisa dari kedua senyawa ini kemudian akan berubah menjadi garam.

• Polimer : Senyawa kimia yang terdiri dari rantai panjang molekul yang diulang-ulang, biasanya terdiri dari satuan-satuan molekul yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan modern, mulai dari industri hingga produk konsumen sehari-hari. Mereka digunakan dalam pembuatan plastik, serat sintetis, karet, cat, dan banyak lagi. Sifat fleksibel dan serbaguna dari polimer membuatnya menjadi bahan yang ideal untuk berbagai aplikasi inovatif di berbagai industri.

• Bahan Kimia Logam : Selain bentuk padat, logam juga bisa berupa bahan kimia cair. Beberapa contoh unsur logam adalah besi, tembaga, emas, dan alumunium. Logam ini sering digunakan dalam pembuatan produk atau dalam bidang kimia anorganik.

• Bahan Kimia Reaksi Panas : Di dalam industri kimia, reaksi panas dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reaksi endotermik dan eksotermik. Reaksi endotermik adalah reaksi yang menyerap atau memerlukan panas untuk terjadi, sementara reaksi eksotermik adalah reaksi yang terjadi secara spontan dan melepaskan panas sebagai hasilnya.

Sifat yang Dimiliki oleh Bahan Kimia Cair
Setelah mengetahui bahan kimia cair apa saja, sekarang anda juga harus mengetahui apa saja sifat yang dimiliki oleh bahan kimia cair, antara lain :
• Mudah Terbakar : Senyawa dan bahan kimia biasanya memiliki sifat yang muah terbakar. Contohnya adalah bensin, yang bisa dengan cepat memicu api dan membuat menyebarnya dalam waktu singkat. Jika anda bekerja dengan bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar, sangat penting untuk lebih berhati-hati saat menggunakannya.

• Mudah Meledak : Secara umum, bahan kimia cair yang aman digunakan tidak cenderung meledak. Namun, beberapa senyawa kimia yang rentan terhadap ledakan termasuk magnesium, natrium, dan hidrogen. Jika terjadi ledakan dengan volume besar dari bahan kimia ini, hasilnya dapat sangat merusak.

• Mudah Membusuk : Meskipun tidak semua, banyak senyawa kimia yang rentan membusuk, basi atau mengalami kadaluwarsa. Sifat ini sering ditemukan pada makanan atau minuman yang berubah menjadi asam saat disimpan terlalu lama. Proses pembusukan ini seringkali disebabkan oleh pertumbuhan jamur atau bakteri yang berkembang seiring waktu.

• Beracun untuk Tubuh Manusia : Banyak zat dan senyawa kimia yang berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia, seperti herbisida, pestisida, dan fungisida. Senyawa kimia ini tidak hanya beracun bagi manusia, tetapi juga bagi makhluk hidup lainnya, terutama serangga, tikus, atau hama.

• Mudah Berkarat : Korosi atau karat umumnya terjadi pada bahan kimia berbasis logam, seperti besi atau baja. Karat muncul ketika logam bereaksi dengan oksigen. Senyawa logam dalam bentuk cair biasanya tidak mengalami karat, karena korosi hanya terjadi pada benda logam yang bersifat padat.

Bagaimana Memilih Tempat Bahan Kimia Cair yang Terpercaya?
Memilih tempat bahan kimia cair yang terpercaya adalah langkah penting dalam memastikan keamanan dan kualitas produk dalam industri anda. Tempat importir yang tepat dapat membantu anda mendapatkan bahan kimia cair dengan kualitas tinggi, konsistensi pasokan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Dengan banyaknya pilihan di pasaran, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor kunci seperti reputasi, pengalaman, sertifikasi, dan dukungan layanan pelanggan saat memilih bahan kimia cair yang dapat anda percayai.

Bagi anda yang sedang mencari distributor atau importir yang bergerak di bidang bahan kimia, PT Wika Intinusa Niagatama bisa menjadi pilihan utama kalian. Perusahaan ini sudah menjadi distributor, ekspor, dan impor bahan kimia, bahkan dari berbagai Negara seperti China, Europe, India, Malaysia, Taiwan, Thailand, dan US. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1999, PT. Wika Intinusa Niagatama berkomitmen untuk memberikan kualitas terbaik dan pelayanan yang terbaik kepada konsumen kami. Perusahaan kami juga sudah lulus sertifikasi dan ISO.
Menguak Simbol Bahan Kimia  Arti dan Manfaatnya
Menguak Simbol Bahan Kimia : Arti dan Manfaatnya
Simbol bahan kimia kadang kelihatan ribet dan membingungkan, tapi sebenarnya mereka menyimpan banyak informasi penting! Yuk, kita bongkar arti di balik simbol-simbol itu dan cari tahu gimana mereka bisa bikin hidup kita lebih aman dan lebih gampang.

1. Simbol Bahan Kima Iritasi (Irritant)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut bisa menyebabkan iritasi pada kulit, mata, atau saluran pernapasan. Artinya, kalau kamu lihat simbol ini kamu harus hati-hati karena bahan kimia ini bisa bikin kulit gatal, merah, atau meradang, dan bisa juga bikin mata perih atau saluran pernapasan terganggu.
Berikut contoh bahan kimia irritant : Kalsium Klorida, Natrium Hidroksida, Toluena, Isobutanol, Isopropilamina.

2. Simbol Bahan Kimia Berbahaya (Harmfulness)
Artinya bahan kimia tersebut bisa berbahaya jika dihirup, ditelan, atau terkena kulit dalam jumlah yang cukup besar. Bisa juga berarti bahan kimia ini punya efek negatif jangka panjang atau menengah pada kesehatan.
Adapun contoh-contoh bahan kimia harmful : Ethanolamine, Methenamine, Asam Sulfat.

3. Simbol Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Ini berarti bahan kimia tersebut bisa sangat berbahaya jika dihirup, ditelan, atau terserap melalui kulit. Bahan dengan simbol ini bisa menyebabkan keracunan serius atau bahkan kematian jika terpapar dalam dosis tinggi. Simbol toxic juga menunjukkan bahwa bahan ini harus disimpan dengan aman, jauh dari jangkauan anak-anak atau hewan peliharaan
Contoh bahan kimia beracun (toxic) : Metanol, Benzena.

4. Simbol Bahan Kimia Sangat Beracun (Very Toxic)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut dapat menyebabkan keracunan parah bahkan kematian jika dihirup, ditelan, atau terkena kulit dalam dosis kecil. Simbol “very toxic” juga berarti bahwa bahan ini harus disimpan dan ditangani dengan sangat hati-hati, jauh dari jangkauan anak-anak, hewan peliharaan, atau sumber panas dan api. Intinya, kalau kamu melihat simbol ini kamu tahu bahwa bahan tersebut adalah level berbahaya tertinggi dan memerlukan tindakan keamanan yang ekstra ketat untuk mencegah risiko virus.
Contoh bahan kimia very toxic : Nitrobenzene, Kalium Sianida.

5. Simbol Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia ini bersifat korosif kalau pH-nya di bawah 2 atau di atas 12.5. Bahan kimia korosif dapat menyebabkan kulit iritasi sampai gatal-gatal dan mengelupas, bahkan bisa merusak jaringan hidup. Manfaat dari simbol ini untuk memperingatkan kamu bahwa bahan ini sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan luka bakar atau kerusakan serius pada benda. Selain itu, simbol korosif ini juga mengingatkan kamu untuk menyimpan dan menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati, menghindari kontak dengan kulit dan mata, serta memastikan ventilasi yang baik saat menggunakannya. Ini penting banget untuk mencegah kerusakan atau cedera serius yang disebabkan oleh bahan korosif.
Contoh bahan kimia yang bersifat korosif : Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Asam Sulfat, Formic Acid.

6. Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar (Highly Flammable)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut bisa menyala atau meledak dengan mudah jika terkena sumber panas, api, atau percikan. Bahan kimia ini mempunyai titik nyala rendah di bawah 21°C dalam kondisi tekanan atmosfer. Simbol ini mengingatkan kamu untuk menjauhkan bahan kimia ini dari benda yang bisa menghasilkan api atau percikan listrik. Jangan sampai kena, karena bisa langsung menyala atau meledak.
Contoh-contoh bahan kimia mudah terbakar : Etanol, Aseton, Logam Natrium, Solven.

7. Simbol Bahan Kimia Sangat Mudah Terbakar (Extremely Flammable)
Simbol ini mengingatkan kamu bahwa bahan kimia ini sangat mudah terbakar menunjukkan bahan yang memiliki titik nyala super rendah, biasanya di bawah 0°C, dan titik didih pada suhu rendah berpotensi menyebabkan kebakaran atau ledakan. Artinya, bahan kimia ini bisa terbakar atau meledak dengan sangat mudah, bahkan dalam suhu yang tidak terlalu panas.
Contoh-contoh bahan kimia yang sangat mudah terbakar : Diethyl Ester, Propane (Gas).

8. Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar (Explosive)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia yang mudah meledak jika terkena benturan, gesekan, panas, sumber api maupun sumber nyala lainnya, tekanan, atau guncangan. Bahan tanpa oksigen, bahan ini bisa meledak dengan mudah.
Contoh-contoh bahan kimia mudah terbakar atau eksplosive : TNT, NH4NO3, Butyric Acid (L).

9. Simbol Bahan Kimia Mudah Teroksidasi (Oxidizing)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kima ini bisa bereaksi cepat dengan oksigen dan menyebabkan pembakaran atau ledakan. Artinya, bahan ini bisa bikin sesuatu terbakar bahkan tanpa percikan atau sumber panas yang besar. Simbol ini mengingatkan kamu untuk tidak mencampur bahan ini dengan bahan lain tanpa tahu reaksi yang bias terjadi. Selain itu, penting untuk selalu mempunyai alat pemadam kebakaran dan perlindungan lainnya di dekat bahan kimia yang punya simbol ini, karena reaksi oksidasi bisa sangat cepat dan berbahaya.
Contoh-contoh bahan kimia yang mudah teroksidasi : Hidrogen Peroksida, Kalium Perklorat, Kalium Permanganat, Asam Nitrat Pekat.

10. Simbol Bahan Kimia Berbahaya untuk Lingkungan (Dangerous For the Environment)
Simbol ini berarti bahwa bahan kimia tersebut bisa merusak lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi akibat kandungannya yang berbahaya, terutama air, tanah, dan ekosistem. Artinya, kalau bahan kimia ini sampai bocor atau dibuang sembarangan, bisa bikin kerusakan serius pada lingkungan. Manfaata dari simbol ini adalah memberikan peringatan supaya kamu tidak membuang bahan kimia ini ke saluran air atau tanah tanpa proses yang benar, karena bisa bikin hewan dan tumbuhan mati.
Contoh-contoh bahan kimia dalam golongan ini : Petroleum hidrokabron, Tetraklorometan, Tributil Timah Klorida.

11. Simbol Bahan Kimia Padatan yang Mudah Terbakar (Flammable Solid)
Simbol ini menunjukkan bahwa bahan kimia dalam bentuk padat mudah terbakar, atau menyala jika terkena panas, percikan, dan gesekan. Zat kimia ini punya sifat yang gampang bereaksi sendiri karena tidak stabil terhadap panas, jadi cara mencegahnya harus dengan menjauhkannya dari panas atau reduktor, jangan sampai terkena air atau bahan yang mudah terbakar. Artinya, bahan ini bisa jadi sumber kebakaran jika tidak ditangani dengan benar. Kamu harus memastikan mereka jauh dari sumber api, panas berlebih, atau benda yang bisa memicu percikan.
Contoh-contoh bahan kimia Flammable Solid : Magnesium, Sulfur, Picric Acid.

12. Simbol Bahan Kimia Cairan yang Mudah Terbakar (Flammable Liquid)
Simbol bahan kimia ini menunjukkan bahwa bahan kimia dalam bentuk cair bisa dengan cepat terbakar atau menyala jika terkena sumber panas, api, atau percikan. Artinya, cairan ini sangat mudah menyala dan bisa menyebabkan kebakaran serius jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Contoh-contoh bahan kimia berwujud cair yang mudah terbakar antara lain : Aseton, Benzena, Petrol

13. Simbol Bahan Kimia Gas yang Mudah Terbakar (Flammable Gas)
Simbol bahan kimia gas ini menandakan dalam bentuk gas ini sangat mudah menyala atau terbakar jika terkena sumber panas, api, atau percikan. Artinya gas ini bisa menyebabkan kebakaran atau ledakan jika ditangani dengan tidak benar.
Contoh-contoh bahan kimia gas yang mudah terbakar, antara lain : LPG, Hidrogen, Asetilen.

14. Simbol Bahan Kimia Bahaya saat Basah (Dangerous When Wet)
Simbol ini menunjukkan bahwa material atau bahan kimia ini cukup snsitif saat terkena air. Jadi saat menyimpan atau menggunakannya, pastikan kondisi tetap kering. Artinya, ketika bahan kimia ini kena kena air, bisa terjadi reaksi berbahaya seperti kebakaran, ledakan, atau pelepasan gas beracun.
Contoh-contoh bahan kimia yang memiliki sifat tersebut, seperti : Potassium Phosphide, Calcium Carbide.

15. Simbol Bahan Kimia Gas yang tidak Mudah Terbakar (Non Flammable Gas)
Simbol ini menandakan bahan kimia dalam bentuk gas ini tidak mudah terbakar atau menyala, sehingga risiko kebakaran relatif rendah jika terkena api atau percikan. Artinya, gas dengan simbol ini relatif lebih aman dalam hal risiko kebakaran, dibandingkan dengan gas yang mudah terbakar.
Contoh-contoh bahan kimia gas yang tidak mudah terbakar, seperti : Oksigen, Helium, Nitrogen.

16. Simbol Bahan Kimia Peroksida Organik (Organic Peroxide)
Simbol ini menandakan bahwa bahan kimia ini mengandung peroksida organik, yang secara alami bisa menjadi tidak stabil dan dapat meledak atau terbakar dengan sendirinya. Artinya, peroksida organik adalah bahan kimia yang bisa bereaksi sendiri, bahkan tanpa oksigen, dan bisa sangat berbahaya.
Contoh-contoh bahan kimia peroksida organik, seperti : Dicetyl Perdicarbonate, Dicetyl Perdicarbonate, Methyl Ethyl Ketone Peroxide.

17. Simbol Bahan Kimia Beracun (Poison)
Simbol bahan kimia beracun (Poison) biasanya dipasang di lokasi penyimpanan dan pada kendaraan pengangkut yang membawa bahan beracun, baik dalam bentuk gas maupun non-gas.
Contoh-contoh bahan kimia dalam kategori ini, antara lain : Calcium Cyanide, Carbon Tetrachloride, Chlorine, Methil Bromide.

18. Simbol Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive)
Simbol ini menunjukkan bahwa ada emisi radiasi spontan yang berasal dari kandungan suatu bahan kimia atau campuran bahan lain. Paparan radiasi ini dapat mengakibatkan perubahan struktur DNA, sel, atau kromosom dalam jangka waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Contoh-contoh bahan kimia radioaktif : Tritium, Uranium.
Membangun Hubungan Relasi yang Kuat Dengan Distributor Kimia di Indonesia
Membangun Hubungan Relasi yang Kuat Dengan Distributor Kimia di Indonesia
Membangun hubungan yang kuat dengan distributor kimia di Indonesia memerlukan pendekatan yang saling menguntungkan dan transparan. Hal ini mencakup komunikasi yang jelas dan terbuka, pemahaman terhadap kebutuhan dan tujuan masing-masing pihak, serta kesepakatan kontrak yang adil. Selain itu, menjaga kualitas produk dan layanan, serta memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada distributor, dapat membantu memperkuat hubungan. Dengan fokus pada kolaborasi jangka panjang dan membangun kepercayaan, perusahaan dapat menciptakan kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan distributor kimia di Indonesia.

Peran Chemical Distributor Indonesia
Peran distributor kimia di Indonesia sangat penting dalam rantai pasokan dan industri kimia secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa peran utama distributor kimia di Indonesia:
• Penghubung Antara Produsen dan Konsumen : Distributor kimia berfungsi sebagai jembatan antara produsen kimia dan berbagai pelanggan, termasuk industri manufaktur, farmasi, pertanian dan banyak lagi. Mereka membantu mendistribusikan produk kimia ke pasar yang lebih luas.
• Penyedia Stok dan Logistik : Distributor memiliki fasilitas penyimpanan dan sistem logistik yang memungkinkan mereka untuk menyimpan produk kimia dalam jumlah besar dan mengirimkannya sesuai kebutuhan. Ini membantu mengurangi waktu tunggu dan memastikan ketersediaan produk.
• Pengetahuan dan Dukungan Teknis : Distributor kimia sering memiliki tim teknis yang terlatih untuk memberikan dukungan kepada pelanggan. Mereka dapat memberikan informasi tentang produk, membantu dalam pemilihan produk yang tepat, dan memberikan solusi untuk kebutuhan pelanggan.
• Layanan Pelanggan : Distrubutor kimia juga memainkan peran dalam memberikan layanan pelanggan, seperti konsultasi, pelatihan, dan layanan purna jual. Mereka berupaya menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan menangani keluhan atau masalah yang mungkin muncul.
• Pemasaran dan Promosi : Distributor kimia membantu dalam pemasaran dan promosi produk kimia kepada pelanggan potensial. Mereka dapat mengadakan seminar, pameran, atau kegiatan lain untuk meningkatkan kesadaran dan penjualan produk.
Dengan berbagai peran ini, distributor kimia menjadi komponen kunci dalam industri kimia di Indonesia, mendukung produsen dan membantu memenuhi kebutuhan pelanggan berbagai sektor.

Peran dalam Keberlanjutan Lingkungan
Peran distributor kimia dalam keberlanjutan lingkungan sangat signifikan karena mereka berada di pusat rantai pasokan kimia. Mereka dapat berkontribusi dalam beberapa cara untuk mendukung keberlanjutan:
• Pengembangan Bahan Ramah Lingkungan : Kimia memungkinkan pengembangan bahan yang lebih berkelanjutan, seperti plastic biodegradable, cat rendah emisi, dan bahan bakar alternatif, yang mengurangi dampak terhadap lingkungan.
• Proses Industri yang Lebih Efisien : Inovasi kimia dapat meningkatkan efisien energi dan sumber daya dalam proses industri, mengurangi limbah, dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
• Pembersihan Lingkungan : Kimia memainkan peran dalam teknologi pembersihan lingkungan, seperti proses remediasi untuk membersihkan kontaminan dari air, tanah, dan udara.
• Produksi Pangan Berkelanjutan : Kimia berkontribusi pada pertanian berkelanjutan melalui pengembangan pestisida dan pupuk yang lebih aman, serta teknologi pengolahan pangan yang mengurangi limbah.
• Energi Terbarukan : Kimia mendukung pengembangan energi terbarukan, seperti sel surya, baterai, dan biofuel, yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Melalui inovasi dan teknologi kimia, kita dapat mendorong praktik yang lebih berkelanjutan dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Jika anda telah memiliki distributor yang terkenal dan mempuyai reputasi yang baik, ada hal yang perlu diperhatikan. Pastikan anggaran anda sesuai dengan harga yang ditawarkan oleh distributor. Ini dapat berdampak pada keuangan operasional perusahaan dan bisnis anda kedepannya.

Salah satu rekomendasi distributor kimia di Indonesia adalah PT. Wika Intinusa Niagatama. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1999 dan dikenal memberikan layanan terbaik untuk menyediakan bahan kimia berkualitas tinggi yang tidak diragukan lagi.
JenisJenis Bahan Kimia yang Ditemukan dalam Produk Rumah Tangga
Jenis-Jenis Bahan Kimia yang Ditemukan dalam Produk Rumah Tangga
Yuk, kenalan sama bahan kimia yang ada di produk rumah tangga kita! Mungkin kamu gak sadar, tapi banyak banget produk di rumah yang mengandung bahan kimia. Jadi, sebelum kamu pakai produk-produk itu, mari kita lihat apa aja sih bahan kimia yang sering ditemuin dan bagaimana cara pakainya biar aman. Keep it safe, keep it clean!

• Sabun Mandi
Sabun mandi tuh punya kandungan kimia, yaitu senyawa ester. Soalnya, senyawa natrium atau kalium plus asam lemak dari minyak nabati yang ada di sabun bikin kita bisa bersihin kotoran dan bakteri yang nempel di kulit. Bedanya sama detergen, sabun itu pakai garam alkali karboksilat, sedangkan detergen lebih ke garam alkali alkil sulfat atau sulfonat.

• Pemutih Pakaian
Pemutih pakaian punya bahan kimia yang super efektif buat menghilangkan noda dan bikin pakaian jadi lebih putih. Beberapa bahan kimia yang biasanya ada di pemutih pakaian itu seperti natrium hipoklorit dan senyawa pemutih lainnya. Makanya, kalau pakaian kamu kotor atau warnanya mulai pudar, pemutih bisa jadi solusi cepat.

• Detergen
Detergen itu salah satu produk rumah tangga yang isinya bahan kimia, seperti surfaktan, builder, pemutih, dan aditif. Detergen sendiri dibuat dari garam natrium yang berasal dari alkil hidrogen sulfat. Nah, bahan-bahan ini yang bikin detergen bisa menghilangkan noda membandel di pakaian kamu.

• Minyak Angin
Minyak angin itu salah satu produk rumah tangga yang punya bahan kimia di dalamnya. Beberapa minyak angin biasanya mengandung mentol, kamfer, dan eukaliptus, yang bikin rasanya jadi seger banget.

• Pasta Gigi
Bahan kimia yang biasanya ada di pasta gigi termasuk fluoride, sodium lauril sulfat, dan abrasif halus. Fluoride itu buat cegah kerusakan gigi dan plak, sementara sodium lauril sulfat bikin pasta gigi berbusa dan bersihin gigi. Selain itu, pasta gigi juga punya abrasif halus seperti kalsium karbonat atau silika yang bantu menghilangkan noda dan plak gigi.

• Cat Dinding
Cat dinding adalah salah satu produk rumah tangga yang punya bahan kimia di dalamnya. Bahan kimia dalam cat dinding bisa berupa senyawa organik, pigmen, pelarut, dan bahan pengawet. Beberapa cat dinding juga mengandug senyawa yang bisa mengeluarkan gas beracun saat diaplikasikan, seperti senyawa organik volatil (VOCs).

• Pewangi atau parfum
Pewangi atau parfum itu salah satu bahan kimia yang sering banget ditemuin di produk rumah tangga. Komposisinya biasanya ada etil alkohol (50%-90%) yang jadi pelarut, air suling (5%-20%) dan fragrance (10%-30%).

• Pembersih Lantai
Pembersih laintai itu diracik dengan berbagai bahan kimia seperti detergen, anti-lemak, pemutih, karbol, dan sodium hydroxide.

• Pestisida
Pestisida itu zat kimia yang dipakai untuk untuk bunuh hama dan penyakit. Ada beberapa jenis pestisida, seperti akarisida, fungisida, herbisida, insektisida, dan rodentisida. Banyak petani yang pilih pakai pestisida kimia sintesis buat kendaliin organisme yang ganggu tanaman. Makanya, penting banget buat pakai pestisida dengan bijak supaya tanaman dan lingkungan tetap aman.

• Deodoran
Deodoran tuh ada kandungan kimia seperti aluminium, paraben, propylene glycol, amine DEA, TEA, dan MEA. Kulit yang kebanyakan kena bahan kimia ini bisa bikin iritasi, gangguan hormonal, bahkan meningkatkan risiko kanker.

• Cat Kuku
Banyak wanita yang menghias kuku dengan cat kuku, tapi perlu diketahui nih, di cat kuku itu ada dibutyl phthalate, formaldehida, dan toluene. Tiga bahan ini bisa bikin alergi sampai ganggu hormone. Jadi, penting banget untuk cek bahan-bahan yang ada di cat kuku sebelum pakai.

• Hand Saitizer
Hand sanitizer biasanya isinya etanol, hidrogen peroksida, dan gliserin. Etanol itu yang jadi bahan utama buat bunuh kuman, sedangkan hidrogen peroksida bisa jadi disenfektan. Jadi, kandungan di hand sanitizer bisa bersihin tangan pas sabun dan air sedang tidak ada.

• Lem Kertas
Beberapa jenis lem kertas punya bahan kimia seperti lem Dextone Contact Adhesive. Ada bahan kimia dalam lem ini, seperti senyawa organik volatile (VOC), yang bisa menguap ke udara. Kalau terlalu banyak terpapar VOC, bisa bikin iritasi pernapasan.

• Shampoo
Bahan kimia yang sering ada di shampoo biasanya Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Dimethicone, Paraben, dan Synthetic Colors.

• Obat Nyamuk
Obat nyamuk punya bahan aktif utama seperti DEET atau IR3535 yang efektif buat mencegah gigitan nyamuk, tapi jangan dipakai sama bayi yang umurnya di bawah 2 bulan.

• Pembersih Toilet
Pembersih toilet biasanya punya bahan kimia seperti klorin, asam sulfat, amonia, sama pewangi. Nah, amonia di pembersih toilet bisa bantu bersihin kerak dan bikin toilet jadi wangi banget.

• Pembersih Kaca
Produk lain yang punya bahan kimia itu cairan pembersih kaca, biasanya isinya amonia sama alkohol yang bisa ngancurin mineral yang nempel di kaca. Beberapa produk cairan pembersih kaca juga pakai isopropil alkohol, yang bisa bersihin kaca tanpa bikin rusak.

• Pelicin Pakaian
Silikon itu bahan kimia yang bisa bikin kain jadi lebih berkualitas, lebih lembut, dan licin. Selain itu, silikon itu juga bisa dipakai buat bikin setrika pakain jadi lebih licin dan halus.

Nah, ini dia beberapa contoh bahan kimia yang bisa kamu temukan di produk rumah tangga yang sering kamu pake. Jadi, produk mana nih yang paling sering kamu pakai di rumah ?

PT. Wika Intinusa Niagatama adalah pemasok bahan kimia terkemuka yang melayani berbagai sektor industri, termasuk home care. Kami siap membantu Anda dengan segala kebutuhan bahan kimia, dan jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan konsultasi terkait produk home care kami, tim kami siap membantu. Anda dapat menghubungi kami melalui WhatsApp yang berada di kanan bawah layar atau kirim email ke info@wika-intinusa.com.
Pemahaman Mendalam Tentang Bahan Kimia Cair dan Variasinya
Pemahaman Mendalam Tentang Bahan Kimia Cair dan Variasinya
Jadi, ngomongin soal bahan kimia, sebenarnya apa sih itu? Kamu pasti sering denger yang namanya bahan kimia cair, padat, dan gas kan? Nah, apa sih bedanya? Dan contohnya apa saja? Yuk, kita cari tahu!
Bahan kimia cair tuh punya peran gede di banyak industri, mulai dari manufaktur, farmasi, sampai pengolahan air. Nah, artikel ini, kita bakal ngulik lebih dalam tentang bahan kimia cair dan jenis-jenisnya, plus kegunaannya dan gimana dipakai di berbagai sektor.
Oke, kita mulai dari pengertiannya dulu. Bahan kimia cair itu zat atau senyawa yang bentuknya cair di suhu ruangan. Mereka banyak dipakai di berbagai industri dan komersial karena bisa dengan mudah dicampur atau bereaksi sama bahan lain. Bahan kimia itu bahan yang punya unsur kimiawi yang bisa sensitif atau malah tahan terhadap kondisi tertentu. Jadi, bahan kimia bisa bereaksi sama bahan kimia lainnya. Cara bikinnya gimana? Ya lewat proses kimia, dong.
Jadi, pas ngomongin bahan kimia, nggak perlu bingung, karena sebenarnya, bahan kimia itu ada di sekitar kita sehari-hari. Contohnya, garam (NaCI) dan gula (C12H22011). Dari contoh itu aja, kita udah sering banget pakai dalam aktivitas sehari-hari, kan?
Biasanya, bahan kimia itu ada bentuk cair, padat, dan gas. Selain itu, mereka juga bisa berubah fase sesuai tekanan dan suhu. Nah, di sini kita bakal fokus bahas yang bentuknya cair aja.

Bahan Kimia Cair dan Variasinya
Berikut ini beberapa jenis bahan kimia cair yang sering dipakai di industri:
1. Asam sulfat (H2SO4)
Asam sulfat (H2SO4) itu cairan kimia yang super kuat dan super korosif. Asam sulfat itu bentuknya cairan bening kayak minyak dan larut dalam air. Tapi, buat nyampurin ke air, harus hati-hati banget. Jadi, tuang asam ke air, bukan kebalikannya. Kamu bisa nemuin ini di banyak tempat, kayak di aki mobil, pabrik kimia, atau industri yang butuh bahan yang bisa melarutkan banyak hal. Hati-hati, sih, karena ini bisa ngebakar kulit dan bikin kerusakan parah kalau nggak hati-hati. Jadi, kalau pakai asam sulfat, wajib banget pakai alat pelindung dan ikutin aturan keamanan.


2. Hidrogen Sianida (HCN)
Hidrogen Sianida (HCN) itu salah satu bahan kimia yang super berbahaya. Cairannya bening kayak air, tapi bisa berubah jadi gas dengan bau khas seperti kacang almond pahit. Sianida terkenal karena bisa sangat mematikan, bahkan dalam dosis kecil.
HCN sering digunakan di industri, sepeti untuk produksi plastik, pestisida, atau pengolahan emas. Tapi serius, ini bahan kimia berbahaya banget, dan bisa menyebabkan keracunan kalau terhirup atau tertelan. Jadi, kalau kerja di tempat yang pakai HCN, wajib banget ikutin protokol keamanan dan pakai alat pelindung diri.

3. Hidrogen Peroksida (H2O2)
Hidrogen Peroksida (H2O2) itu cairan bening yang sering dipakai buat banyak hal, mulai dari membersihkan luka sampai menghilangkan noda. Bentuknya mirip air, tapi beda banget. Aromanya agak asam dan gampang larut di air. Ini cairan yang bisa melepaskan oksigen, makanya dipakai buat antiseptik, pemutih, atau pembersih.
Tapi, hati-hati, karena bisa bikin kulit iritasi kalau konsentrasinya tinggi. Buat yang sering DIY atau ngurusin rumah tangga, hidrogen peroksida ini serbaguna banget, tapi pastiin pake dengan aman dan simpan di tempat yang tepat.

4. Asam Nitrat (HNO3)
Asam nitrat (HNO3) itu salah satu bahan kimia yang serius banget. Cairannya bening tapi bisa kelihatan kuning kalau udah agak tua. Asam nitrat terkenal karena bisa melelehkan logam dan menghasilkan asap beracun dan bisa menyebabkan luka bakar.
Kalau asam nitrat dilarutkan dalam air, dia bakal terurai jadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat (NO3-) dan ion hidronium (H3O+). Nah, kalau asam nitrat dicampur sama asam klorida, campuran ini bisa menghancurkan emas dan platinum. Jadi, kayak campuran super kuat yang bisa larutin logam mulia. Intinya, ini bahan kimia yang nggak main-main dan perlu ditangani dengan hati-hati.
Banyak dipakai di industri, kayak buat bikin pupuk, bahan peledak, atau etching logam. Jangan coba-coba kena kulit atau menghirup uapnya, bisa berbahaya banget. Jadi, kalau kerja di tempat yang pakai asam nitrat, wajib banget pakai alat pelindung diri dan ikutin protokol keamanan.

5. Benzena (C6H6)
Benzena (C6H6) itu zat kimia yang bentuknya cairan bening dan mudah terbakar. Aromanya tajam, seperti bau bensin, dan ini termasuk kategori hidrokarbon aromatik. Ini bahan kimia penting banget buat industri, sering dipakai untuk bikin plastik, karet, dan pewarna.
Tapi, meski serba guna, benzena itu berbahaya buat kesehatan. Kalau sering terpapar atau dihirup, bisa bikin pusing, mual, bahkan bisa memicu kanker. Jadi kalau kerja di tempat yang pakai benzena, penting banget pakai masker dan alat pelindung diri, karena ini bukan main-main. Pastikan sirkulasi udara juga bagus biar aman.

6. Amonium Hidroksida (NH4OH)
Amonium Hidroksida (NH4OH) itu bahan kimia yang bentuknya cairan bening dan baunya super tajam, dan termasuk larutan basa dengan pH 11,7 pada 20 derajat C. Kalau kamu pernah mencium bau pembersih kaca atau pembersih rumah tangga yang kuat, itu mungkin ada kandungan amonia hidroksida.
Di industri, ini sering dipakai buat pendingin, pupuk, bahan pemutih dan pembersih, serta keperluan rumah tangga lainnya. Senyawa ini bisa jadi berbahaya karena bisa meledak atau menghasilkan gas beracun kalau ketemu dengan bahan-bahan tertentu, seperti oksidator, merkuri, oksigen, senyawa perak, hidrogen peroksida, halogen, klorin, dan banyak lagi. Jadi kalau berurusan dengan senyawa ini, pastikan kamu ngerti apa aja yang tidak boleh dicampur biar tidak terjadi insiden yang yang tidak diinginkan. Safety first!

7. Asam Klorida (HCI)
Asam Klorida (HCI)itu bahan kimia yang sangat kuat dan bisa bikin kerusakan serius kalau tidak hati-hati. Bentuknya cairan bening tapi baunya sangat kuat dan bisa bikin perih kalau kena kulit atau mata. Asam ini termasuk asam tidak murni yang warnanya kuning, karena adanya besi dan zat-zat organik. Biasanya dipakai untuk membersihin logam atau membuat plastik.
Tubuh kita juga punya asam klorida murni, khususnya di lambung. Meski asam ini super krosif, tapi kita tidak kenapa-kenapa karena tubuh punya lapisan lendir di dinding lambung yang melindungi kita dari efek asam itu. Jadi, tidak perlu khawatir, tubuh kita punya mekanisme perlindungan sendiri.
Nah, kalau asam klorida yang buatan, biasanya kamu bisa nemuin di laboratorium kimia, produk pembersih rumah tangga, dalam proses pengolahan makanan, bahkan buat jaga kebersihan kolam renang. Jadi, asam ini cukup serbaguna, tapi tetap harus hati-hati jika menggunakannya, ya!

8. Asam Bromida (HBr)
Asam Bromida (HBr) yang biasa disebut HBr, itu asam yang bisa dibilang cukup kuat. Bentuknya cairan yang tidak berwarna dan baunya menyengat banget. Asam bromida, atau HBr, termasuk dalam kategori hidrogen halida. Asam bromida ini super korosif, jadi kalau sampai terhirup, bisa menyebabkan iritasi yang tidak nyaman banget buat manusia atau makhluk hidup lainnya. Asam ini sering dipakai di laboratorium kimia buat berbagai keperluan, termasuk reaksi kimia tertentu.

Aturan yang Perlu Diperhatikan
Kalau kamu pakai bahan kimia cair yang gampang bereaksi dengan bahan lainnya, cara penyimpanannya harus hati-hati banget agar tidak terjadi kecelakaan. Berikut aturan-aturan yang wajib kamu ikuti untuk penyimpanan yang aman:
1. Pakai Kontainer yang Tepat: Pastikan bahan kimia cair disimpan dalam container yang sesuai, yang tidak mudah bocor atau rusak. Biasanya, kontainer ini punya label yang jelas dengan informasi tentang isinya.
2. Pisahkan Bahan Kimia yang Tidak Cocok: Beberapa bahan kimia cair bisa bereaksi keras kalau dicampur. Pastikan kamu pisahin bahan yang bisa meledak atau menghasilkan gas beracun kalau digabungin. Misalnya, jangan campur bahan yang bersifat asam dengan basa.
3. Gunakan Ruangan yang Tertutup dan Ventilasi Baik: Simpan bahan kimia cair di ruangan yang punya ventilasi bagus untuk mengurangi risiko gas berbahaya. Ruangan ini juga harus tertutup untuk menghindari kontaminasi dari lingkungan luar.
4. Jauhkan dari Sumber Panas atau Api: Bahan kimia cair yang mudah bereaksi harus dijauhkan dari sinar matahari langsung, pemanas, atau sumber api lainnya. ini penting untuk mengurangi risiko kebakaran atau ledakan.
5. Label dan Klasifikasi yang Jelas: Setiap kontainer harus diberi label dengan jelas, termasuk nama bahan kimia, tanggal penyimpanan, dan peringatan keselamatan. Bahan kimia yang berbeda harus dikelompokkan sesuai dengan jenisnya untuk menghindari kesalahan.
6. Alat Keamanan dan Prosedur Darurat: Pastikan ada alat pemadam kebakaran, pancuran keselamatan, dan kotak P3K di dekat tempat penyimpanan. Kamu juga harus punya prosedur darurat yang jelas jika terjadi tumpahan atau kebakaran.

Dengan mengikuti aturan-aturan ini, kamu bisa mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga keamanan saat menyimpan bahan kimia cair yang mudah bereaksi. Always stay safe!
Other Information Footer Copyright Information

PT WIKA INTINUSA NIAGATAMA

Kawasan Industri Delta Silicone III
Jl. Kapuk Blok F-20 No. 10
Lippo Cikarang Bekasi 17550
info@wika-intinusa.com
021-2957-7687 / 88
Copyright © 2022 - Wika Intinusa Niagatama. All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKT
Whatsapp